Saturday 31 January 2015

Mempersiapkan Acara Pernikahan



                Sebelum ini, saya sudah posting tentang hunting vendor sebagai kelengkapan acara pernikahan saya dengan Bapak Negara tercinta. Alhamdulillah, dapat respons positif dari teman-teman karena udah sharing informasi yang menurut mereka sangat berguna, walaupun IDR nya ga ditampilin, tapi bisa kok nanya via personal message. Hhe. Nah, sebelum saya lanjut review vendor-vendor yang telah membantu persiapan acara pernikahan kami, saya ingin berbagi sedikit tentang apa saja yang yang pelu dipersiapkan untuk sebuah acara pernikahan. 

Tentukan Budget


Tuesday 27 January 2015

Long Distance Marriage



                Anda pasti tau betapa alerginya saya dengan istilah Long Distance relationship kan? Cukuplah pengalaman buruk yang lalu dijadikan pelajaran hidup yang berguna saja. Rasanya tak ingin lagi mengulangnya (mengulang LDR-an maksudnya). Namun, hidup kita ini kan sudah ditakdirkan Tuhan, dan mungkin saja, Tuhan ingin menguji kekuatan cinta kami. EAAA. Setelah menikah, Bapak Negara mendapat tugas baru. Yaitu rotasi ke Badak, salah satu base milik Schlumberger untuk menyediakan jasa bagi oil company VICO. Gimana rasanya Long Distance Marriage (LDM)? Campur aduk pemirsaaaaah :”)


Image From Here

Monday 26 January 2015

GALAU

                Bukan galau abegeh, tapi galau memiliki rumah. Sejak memutuskan menikah, kami setuju untuk mengontrak rumah di Balikpapan. So, sekitar bulan September tahun lalu, kami mulai mencari-cari rumah yang sesuai untuk newlywed seperti kami tempati. Kami mencari rumah yang setidaknya semi-furnished (perabotan dasar seperti kasur, lemari), jadi tidak perlu repot-repot membeli furniture ini itu yang pastinya akan bikin biaya bengkak. 


Image from here


Saturday 24 January 2015

Mengatur Keuangan untuk Newlywed



                Alhamdulillah, sebulan terlewati dengan suka dan duka. Yang penting kami sama-sama belajar bagaimana hidup berdua dan berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarga kecil kami. Salah satu hal yang kami pelajari setelah sebulan hidup berdua, adalah cara mengatur uang. Sebelum menikah, kami memiliki tabungan bersama yang khusus digunakan untuk biaya pernikahan, membeli moda transportasi (Alhamdulillah, akhirnya punya si imut Scoopy J) dan InsyaAllah untuk membeli rumah. Setelah menikah, tabungan tersebut masih ada dan program tabungan kami masih berlanjut. Pengantin baru itu tidak hanya mikirin tabungan loh ya, kudu juga mengatur aliran dana supaya tidak macet sebelum gajian berikutnya. Berikut usaha kami dalam mengatur keuangan. Enjoy! ;)

Alokasi Dana Setiap Gajian 



Friday 23 January 2015

Why Him?



                We met at early 2013, where I really has spoken to him. Before that, he was another new employee like me, usually we came back home sent by the same car, very late at night (trainee’s life, never been easier). Whenever I had a chance to look at him, I really thought this boy (yeah, fresh graduate, right?) is quite arrogant. Well, it’s my honest first impression towards him. But life is very unpredictable right? When I was away for my BLT school in KL, everything started to change. 


                Starting from a so called social media named Facebook, this boy requested to be my friend. Started liking most of all my posts on Facebook but never ever try to chat o FB or talk to me in real life. Honestly, I do have a feeling that he likes me. HAHA Indonesian said, GeEr. Then when I was in school he started to post this, on my FB :




Wednesday 21 January 2015

Menjadi Istri



                Sepertinya musim banget nikah muda, termasuk saya sendiri (?). Nikah muda? Beneran nikah muda karna suruhan agama atau kebelet pengen nikah karna liat temen udah pada gendong bayi, perut udah pada besar nunggu hari melahirkan atau mupeng liat temen upload foto mesra sama pasangan halalnya? Jujur, saya pernah menargetkan untuk menikah pada umur 25 tahun. Alhamdulillah, Allah ngasih pasangan ketika saya berumur 24 tahun. Nikah muda kah itu? Buat saya, tidak ada istilah nikah muda. Adanya nikah dewasa. Karna muda jelas sekali artinya menikah ketika usia dini dan sikap masih belum mencerminkan orang yang siap menghadapi hidup berumah tangga. Kalau nikah dewasa, artinya menikah ketika umur muda tapi pemikiran sudah matang dan dewasa.  

Tuesday 20 January 2015

Learning to Respect



                Nowadays, normal people can easily become celebrity. Instagram for example, an easy access for everyone to become famous with numerous numbers of followers and getting free stuff from endorsement. Well, do I have problem with that? Previously I might have problem with that. But now, let’s learn to respect people and their choices. 


People who keep on updating selfies or keep it as their own privacy

                The power of internet has magically turns people private life getting live on the social media. Telling the world where they are going, posting photos of their pretty and handsome facial expression, photos of their food, photos of their shoes, photos of their dress and many more photos. Yes, especially photos. Honestly, I did that. Sometimes or maybe most of the times. While some others who rarely update their social media, their Instagram is empty, they have no likes and it seems silent. Some called them anti-social. Really? My husband and I are one of the examples of these two. I am the one who become more into social media while he just being him. Updating once a while and don’t care what people say. So here I learn that the two sides of this story. It happens to other people to. They are doing what they like. If they like posting things on social media let them be. If they like being a pious man on Facebook, let them be. Learn to respect, because sometimes we are doing what exactly they are doing. Social media is easy; you can hide things you dislike without removing them from your friendlist, right? 

Monday 5 January 2015

Menikah itu….



                Sampai saat ini, saya sudah menikah selama 23 hari. Bukan, saya tidak bermaksud untuk menghitung mundur ke ‘month-versarry’, menghitung bulan untuk tanggal penting buat pasangan, yang nge-hits di kalangan anak muda. Entahlah, seiring waktu berjalan, menghitung tanggal itu terlalu alay dan hari istimewa itu tidak lagi istimewa karena tiap bulan dirayakan. Iya, saya dulu pernah alay dan sangat ke-anak-anakan dan pernah merayakannya. Tapi cukuplah, manusia bisa berubah kan? :)

                23 hari usia pernikahan itu, ibarat teh hangat buatan bunda di pagi hari saat cuaca dingin, enak sekali. Harumnya menusuk ke kalbu. Rasa manisnya istimewa. Setelah diminum, rasanya lega. Setidaknya itulah yang saya rasakan. Semuanya terasa indah. Ini bukan lagi seolah-olah kami memulai lembaran baru dalam catatan hidup kami, tapi ini benar-benar kisah baru yang akan dicatat lalu akan diceritakan untuk anak cucu kami kelak.