Thursday 10 January 2013

Radio Galau FM (Film)

Assalamualaikum and hello my blogworld! :D
                Kemaren saya berkesempatan menonton sebuah film Indonesia lewat youtube (hhe map yak) yang berjudul Radio Galau FM. Sebelumnya, saya pernah nge-follow account twitter dari Radio Galau GM tersebut yaitu @RadioGalauFM tapi, karena emang tweetnya bikin tambah galau jadinya di-unfollow deh. -__- Nah, sejak beberapa minggu (kurang ingat kapan) yg lalu, saya ngefollow owner dari @RadioGalauFM tersebut yg merupakan seorang penulis yg lagendaris (hha lebay, tapi jujur, saya suka tulisannya) yg bernama Bernard Batubara dan user twitternya adalah @benzbara_. Nah, gara2 si Bara ini saya jadi tau beliau bikin buku dan film dengan judul Radio Galau FM. Dan saya, langsung aja nyari filmnya. Dan untuk pertama kalinya, saya ga nyari synopsis filmnya. Cius looh. Karena penasaran level dewa jadi langsung nonton aja. Saya termasuk orang beruntung yang bisa ketemu filmnya di youtube. Hhe :P
                Posting kali ini bukan mau ngereview film sebenarnya, karena udah telat banget. Kayaknya film ini udah di bioskop tahun lalu deh. Hha kali ini saya hanya ingin berkongsi pelajaran dan nilai-nilai positif yang telah saya dapatkan dari film ini. Untuk pertama kalinya, saya merasakan ada sesuatu yang beda dari film Indonesia. Iya, filmnya tidak semata-mata menyodorkan kisah cinta remaja yang banyak manis-manis dan terus tiba-tiba pahit, tapi film ini mengajak saya sebagai penonton untuk refleksi diri. Yup, refleksi diri. Ternyata, film ini seolah-olah menggambarkan diri saya sendiri melalui satu karakter cewe dari ceritanya. Hha iya sih tersinggung banget waktu nonton, tapi tersinggung dan tidak melakukan apa-apa adalah sangat merugikan. Maka dari itu, saya mulai untuk melakukan sesuatu dengan berkongsi dengan anda. :))
                Pasti anda tertanya-tanya siapakah karakter yang menggambarkan saya dalam film itu kan? *GeEr abis* :P Dalam film itu, ada satu karakter cewe yg merupakan pacar kepada Bara, namanya Velin. Velin ini adalah cewe manja, bawel, ngambekan, maunya menang sendiri, ga sensitive sama perasaan orang lain, pokonya, MALISA BANGET! Huaaaaah tau ga yah, pas saya nonton filmnya saya jadi malu sendiri melihat tingkah Velin. Benar-benar mirip 100% sama saya. Sikapnya itu loooh. Kalo cantik sih cantikan dia juga. Hahaha *sadar diri :p Pokoknya, si Velin itu nyebeliiiiiiiin banget! Cuma pas awal-awal doank si Bara-nya cinta mati sama dia. Pas udah tau karakter aslinya, serius bikin ill feel. Saya yang nonton aja bête ngeliat tingkahnya Velin. Sebelum akhirnya saya sadar kalo si Velin itu saya. zzzzzz -___-
                Ada satu scene pas Velin diduain sama Bara, jadi si Velin-nya coba minta selingkuhannya Bara yaitu Diandra jauhin Bara. Tau ga apa yg dibilang Diandra? Lebih kurang kayak gini deh
                “Lo itu cewe manja, nyusahin, ngebetein dan Bara itu udah capek sama lo”
                Cukup nge-jleb ga tuuuh? Hahahahaha saya nge-jleb banget doonk. Rasanya tertusuk-tusuk, teriris-iris dan hampir aja pingsan pas denger omongan yang begitu. Huaaaaah TT___TT  Kata-katanya to the point, tanpa basa basi, tanpa permisi, tanpa memikirkan perasaan orang lain tapi benar-benar menyadarkan saya. Dengan sangat waras saya merasakan ada satu energy positif yang mendorong saya untuk meninggalkan karakter Velin dalam diri saya. Iya, meninggalkan jauh-jauh karakter seorang anak kecil yang hobinya ngambek, minta diperhatiin tiap detik, selalu nyusahin orang yang dia sayang, suka maksa dan banyak lagi deh yang ga bisa diungkapkan satu-satu.
                Perubahan itu perlu. Dan melalui film ini, saya belajar banyak tentang itu. Tapi, saya tidak mau berubah hanya karena ingin orang yang saya sayangi itu kembali, seperti apa yang dilakukan Velin. Yup, Velin pada awalnya mau berubah demi Bara, agar Bara kembali. Bagi saya, perubahan yang kita lakukan itu bukanlah demi siapa-siapa, apalagi demi berharap seseorang  untuk kembali kepada kita. Karena pada akhirnya kita melakukan sesuatu dengan terpaksa. Terpaksa karena hanya mau seorang pacar yang pernah temenin kita dulu kembali lagi. Dan pada akhirnya, kita tidak menjadi diri kita sendiri karena perubahan yang terjadi adalah demi orang lain. Iya, ada sisi positifnya jika kita berubah karena orang lain, namun apakah suatu hubungan yang akan kita jalani nantinya benar-benar tulus? Hmmm
                Melalui film ini, saya berfikir tentang berubah karena diri sendiri. Karena kita benar-benar ingin memperbaiki diri. Bukan semata-mata untuk membuat orang lain suka dengan kita, karena di dunia ini kita tidak bisa memaksakan orang-orang untuk suka dengan kita. Namun yakinlah, akan ada suatu saat dimana ada orang yang akan menerima kita, apa adanya diri kita. dan untuk menuju kearah itu, saya lebih baik menyiapkan diri kearah yang lebih baik dan selalu berusaha memperbaiki diri, tiap saat tentunya. :)
                Selain karakter Velin yg benar-benar nge-jleb itu, saya juga belajar banyak dari karakter Bara. Bukan hanya tentang menjadi seorang pasangan yang baik, namun juga bagaimana menghadapi rasa patah hati dan kemudian move on dari permasalahan cinta. Pada awal cerita, Bara bukanlah cowo yang bisa jadi impian siapapun. Menurut saya looh. Hhe :p Bara itu bukanlah orang yang sabaran, terutama dalam menghadapi pasangannya. Selain itu, dia juga belum bisa menerima pasangannya apa adanya mereka dan memiliki rasa toleransi terhadap sikap pasangannya. Dalam film ini, Bara pacaran dua kali, sama Velin dan Diandra. Dan keduanya berakhir karena Bara, ga bisa tahan dengan sikap pacarnya. Kata Bara sih, kedua pacarnya itu ‘Drama Queen’ *sekali lagi saya nge-jleb tersinggung* -______-
                Namun begitu, dalam cerita ini juga ditunjukkan bagaimana Bara diajarkan oleh Papa serta pacar Mbaknya bagaimana menghadapi orang yang hadir sebagai pasangannya, yaitu wanita. Menurut papa Bara, wanita itu ibarat jari-jemari kita yang tidak bisa diluruskan, alias bengkok. Coba deh lihat jari kalian, ga bisa lurus kan? Nah, jadi kata Papa Bara, jari itu tidak boleh dipaksain lurus karena akan patah, jadi yang bisa dilakukan itu adalah memegangnya lembut dan menjaganya. Intinya kalau sama pasangan, kita ga boleh maksain mereka jadi seperti yang kita mau. Hal ini semakin diperjelas dengan beberapa kata-kata dari pacar Mbaknya Bara (Mbaknya itu Lady Gaga wannabe -,-). Masnya bilang, dalanm menjalani hubungan, harus ada rasa saling pengertian dan toleransi. Dia juga bilang, kalau dia ga punya kedua rasa itu, udah lama deh dia putusin Mbaknya Bara, soalnya si Mbak itu super aneh dan bener-bener terobsesi jadi Lady Gaga. Namun begitu, ada hal yang jauh lebih penting dari sisi negative sesorang. Lihatlah sisi baiknya. Karena gada manusia yang sempurna.
                Selain itu, saya juga belajar gimana move on dari kisah lalu kita. Ya walaupun sedikit banget sih scene yang ngajakin kita move on daripada kegalauan, tapi tetap bermakna kok. Bara, yang setelah putus dari kedua pacarnya itu benar-benar galau. Galau abis sampai bisa saya bilang dia capek sama perempuan. Hahaha -,- Tapi sebenarnya, kalau gada dua orang yang ngedukung dan ngasih semangat ke Bara, mungkin sampai hari ini dia ga bakal move on dan jadi terkenal deh. Dua orang itu ya Mbak Rara (Mbaknya Bara) dan teman baiknya (maaf aku lupa namanya). Mbak Rara pernah bilang ke Bara, mending dia pacaran sama laptopnya, bikin karya tulis yang baik dan siapa tau suatu hari nanti dia bakal jadi orang besar lewat tulisan-tulisannya. Dan temannya itu, orang yang selalu ada saat Bara lagi down, selalu nyemangatin dan ya walaupun dia agak iri sih ditinggal jomblo sama Bara. Hahaha :P hmmm benar looh, ternyata pacaran itu (ya ada kondisi tertentu yah) bisa negbuat kita ngelupain hal-hal yang ingin kita kejar sebelumnya. Keinginan-keinginan kita yang belum tercapai dan akhirnya tertunda karena sebuah ikatan pacaran. Enggak, saya ga offense ke siapa-siapa dan saya hanya memberikan opini berdasarkan apa yang saya tonton dan hal yang saya alami sendiri. :))
                Jadi, begitulah intisari yang bisa saya rangkum setelah menonton film Radio Galau FM ini. Film yang bagus, banyak nilai-nilai positif dan wajib deh ditontong buat kita semua. Ga hanya buat cewe tapi juga cowo, karena kita bisa sama-sama belajar tentang karakter manusia yang berbeda gender ini. Selain itu, kita juga bisa refleksi diri sendiri dan kembali merenung apa sih yang kita kejar dalam hidup. Dan buat Bernard Batubara, keep up the good work, you’re very talented, Im waiting for Kata hati movie now. :D

No comments:

Post a Comment