Monday 18 February 2019

NHW #3 Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah


Assalamualaikum, hello blogworld!

Kembali bertemu dengan tugasan berikutnya pada program Matrikulasi Ibu Profesional Batch 7. Seminggu ini kondisi saya dan anak saya kurang fit dan kehilangan focus untuk produktif. Sehingga NHW yang harus disetor ini saya buat menjelang deadline. Semoga ini terakhir kalinya, semoga kedepannya saya bisa membuatnya lebih cepat, lebih terorganisir dan lebih baik.

Tugas kali ini bertema “Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah”. 3 minggu bergabung dengan Matrikulasi IP, saya sangat merasakan manfaat baik di dalamnya. Kita diajak untuk melihat kembali apa tujuan berkeluarga, menjalani proses dengan usaha terbaik serta melibatkan suami dan anak dalam membentuk family goal masing-masing. Setiap insane itu istimewa, begitu juga dengan keluarga. Dengan semua kelebihan dan kekurangannya, kita bersama-sama membangun keluarga yang Sakinah, Mawaddah dan Warahmah.


a)      Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki “ alasan kuat” bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda. Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

Surat cinta nya dibuat khusus untuk suami, jadi tidak dipublish ya ;) Responnya, “semoga kita selalu sama-sama ya, Mama & Yaya selalu dukung Papa dan semoga kita segera kumpul sama-sama lagi. Aamiin”

b)      Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

    Alya Aruna Nadira, lahir dari doa-doa yang kami panjatkan di setiap penghujung sujud. Penantian selama satu tahun, membuat kami sangat bersyukur setelah dinyatakan hamil. Terim akasih Ya Allah, Yaya lahir secara natural, sehat dan cukup sifatnya. Melalui pengamatan saya, Yaya memiliki kepribadian terbalik dari orang tuanya, yang manakami berdua adalah tipe introvert. Yaya anaknya extrovert, ekspresif, berani dan tentu sekali aktif bergerak. Bahkan dia bisa ”jogging” keliling cluster di usianya 2 tahun 5 bulan. Yaya yang pemberani, selalu mengajak berteman dengan siapa saja yang seusia dengannya, namun kadang kecewa karna tak semua mau berteman atau bermain dengannya dengan menunjukkan tampang sedih. Kesukaannya terhadap buku juga terlihat jelas walau belum bisa membaca tapi setiap saat pasti akan ada buku yang diambil dan mengajak saya membacakan untuknya.

c)       Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. Kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah keluarga seperi ini dengan bekal potensi yang anda miliki.

Saya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang Mama yang berkarir di rumah. Saat berkarir di perusahaan jasa perminyakan, saya selalu berusaha memberikan yang terbaik agar selalu menyelesaikan tanggungjawab yang diberikan dengan sempurna, zero mistake tolerance. Alhamdulillah kehamilan yang saya rasakan sangat istimewa dan sangat sehat. Saya masih tetap menjalankan tanggungjawab sebagai karyawan dan beberapa tugas berat dibantu oleh suami (saat itu beliau di-PHK oleh perusaan yang sama). Namun begitu, setelah suami mendapatkan rezeki di sebuah perusahaan BUMN di Jawa Barat, saya mulai berfikir tentang masa depan keluarga kecil kami. Mau seperti apakah kami kelak? Apakah anak saya harus dibesarkan oleh pengasuh karna saya berkerja? Apakah anak saya akan jarang bertemu ayahnya karna bekerja di luar pulau dan tidak ada jadwal regular untuk OFF dan pulang?

Sungguh hati saya berbelah bagi. namun pastinya semua keputusan yang dibuat adalah yang terbaik. Terkadang saya sempat merungut dengan kondisi saya yang hanya Ibu Rumah Tangga, tapi di balik itu semua ada suami yang selalu mengingatkan bahwa saya lah yang memutuskan dan tentunya ini yang terbaik untuk kami semua. Potensi apa yang saya punya sebagai IRT? Sempat saya terfikir hanya dapur sumur kasur. Namun tak secetek itu Ferguso!

Untuk mengobati segala kegundahan dan kegalauan saya di rumah, saya mulai berkumpul dengan para wanita hebat yang ingin mengedukasi masyarakat tentang peranan ibu dalam keluarga. Saya tergabung di Balikpapan Menggendong sebagai Certified Babywearing Consultant serta Forum ASI Balikpapan sebagai anggota Divisi Komunikasi. Saya bertemu dengan banyak wanita hebat, saling menginspirasi dan tentunya sama-sama berjuang menggali potensi dan kelebihan masing-masing. Saya menyadari bahwa inilah takdir Tuhan apabila saya memutuskan untuk berkarir di rumah, mengasuh anak (dan suami) agar saya selalu ada di dekat mereka, saya juga bisa berbakti buat masyarakat banyak dan berteman dengan insan istimewa. Dulu, saat masih bekerja saya tidak punya teman dan kegiatan di luar jadwal kerja. Syukur-syukur ketemu jodoh di kantor. Alhamdulillah, sekarang lebih bahagia dan bersyukur menjalani hidup :D

d)      Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? Adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?
  
    Saya sudah menempati rumah yang saya tinggali sekarang hamper 4 tahun dan selama itu juga tetangga silih berganti ada yang datang dan pergi. Untuk kami yang tinggal di perumahan cluster kecil, memang harusnya lebih solid dan kompak ya dibanding yang tinggal di perumahan besar.  Hanya saja disini untuk perihal sosialisasi antar tetangga masih kurang karna faktor kesibukan masing-masing. Jadi lebih ke urusan lo, urusan gue. Saya pernah berencana untuk membuka taman baca untuk anak-anak kompleks kami, hanya saja memang belum terealisasi karna sayapun belum bisa menyesuaikan jadwal anak-anak jaman now yang super sibuk. Seharian sekolah, mengaji, les dan segudang aktivitas jadi saya belu ketemu kesempatannya. Semoga suatu hari nanti akan terealisasi. Aamiin.

Belajar di program Matrikulasi IP itu membuka wawasan saya tentang banyak hal. Jika selama ini selalu “saya, saya, saya” namun sekarang lebih baik apabila saya mulai berfikir tentang suami, anak, teman, lingkungan dan masyarakat lainnya. Menjalani hidup sendirian mah ga enak ya :)

-MS-

No comments:

Post a Comment