Friday 1 February 2019

NHW #1 Adab Menuntut Ilmu Matrikulasi Ibu Profesional Batch #7


Assalamualaikum, hai blogworld! 


Menggendong itu menyenangkan


Lama sekali ya sejak postingan terakhir di blog ini. Sejak memutuskan untuk menjadi stay at home mom, memang saya cukup keteteran dalam membagi waktu antara anak dan aktivitas pribadi. Jadi, lebih banyak waktu dihabiskan untuk mengurus anak dan rumah tangga. Alhamdulillah, sejak Yaya semakin besar, jadi Mama nya semakin punya waktu untuk urusan pribadi karna Princess kesayangan sudah semakin mandiri. Walau ya, tetap belum bisa beraktifitas dengan laptop/handphone ketika dia sedang melek. Hehe 


Saat ini saya sedang mengikuti perkuliahan di program Matrikulasi Ibu Profesional Batch #7. Awalnya cukup dag dig dug, apakah saya bisa membagi waktu untuk mengikuti perkuliahan dengan serius? Secara saya agak sulit untuk time management dan sangat mudah terdikstraksi. Tapi, hal yang paling penting menurut saya adalah mencoba, lalu dijalani dengan bersungguh-sungguh. Butuh waktu untuk beradaptasi, dan saya percaya jika kita enjoy dengan apa yang kita lakukan pasti berbuah hasil. Setelah berkenalan dengan fasilitator kelas dan pembagian materi, saatnya buat para mahasiswi untuk mengerjakan Nice Home Work (NHW). NHW #1 berjudul Adab Menuntut Ilmu

NHW #1 Adab Menuntut Ilmu :

1.       Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.
2.       Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.
3.       Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
4.       Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut. 

                Setelah menjadi istri dan ibu, aktivitas saya sehari-hari adalah seputar orang tua dan anak. Baik itu pengasuhan, menggendong, perawatan bayi, edukasi anak usia dini serta pemberian Air Susu Ibu (ASI) serta Makanan Pendamping ASI. Awalnya, saya mengikuti beberapa komunitas yang berhubungan dengan pengasuhan dan perawatan anak sebagai amunisi untuk menjadi seorang ibu. Namun lama kelamaan, saya merasa bahwa saya juga harus membantu ibu-ibu dan orang tua lainnya agar mampu mengurus dan merawat anak serta memberikan yang terbaik buat mereka. 

                Lalu saya memutuskan untuk menekuni ilmu pergendongan dengan teknik yang direkomendasikan, agar semakin banyak orang tua yang bisa saya bantu untuk menggendong anaknya dengan cara yang aman dan nyaman. Memang ada ilmu pergendongan? Ada donk. Bahkan ada sekolahnya. Saya belajar langsung dari School of Babywearing United Kingdom. Berkat dukungan suami dan orang tua, saya menjalani kursus dan mendapatkan sertifikasi sebagai Certified Babywearing Consultant setelah melakukan tugasan yang diberi dalam tenggat waktu yang ditentukan. 

                Sebelum saya mengikuti kursus babywearing consultant, saya terlebih dahulu mencari tau tentang serba serbi dunia pergendongan melalui buku, internet dan sumber perorangan yaitu Certified Babywearing Consultant yang sudah tersertifikasi sebelumnya. Antara buku yang saya baca adalah “Gendong Yuk Gendong”, “Why Babywearing Matters” dan “ Menggendong itu Perlu”. Untuk rekomendasi website, banyak sekali, cukup ketik keyword “babywearing” maka bermunculanlah ribuan hasil pencarian yang berkaitan. Tidak hanya materi dengan konten bahasa Inggris ada juga materi yang berbahasa Indonesia. Sharing serta diskusi dengan para Certified Babywearing Consultant sangat membantu saya dalam upgrade ilmu setiap saat, baik sharing bersama senior maupun teman sekelas.  Untuk kedepannya, saya akan berusaha untuk bisa upgrade ilmu di kursus Babywearing Consultant dari sekolah menggendong yang lain (Die Trageschule & Slingababy) agar saya bisa menambah ilmu pergendongan dan menambah wawasan agar bisa membantu orang tua lainnya. Saya juga akan mencari buku-buku yang berkaitan dunia menggendong serta selalu cek website menggendong yang up to date. 

                Adab sebelum ilmu, ada itu yang paling utama. Untuk perihal adab menuntut ilmu, saya akan selalu menyiapkan gelas kosong agar bisa menyerap ilmu dengan maksimal. Jika gelas saya penuh, maka saya akan menjadi orang yang paling tau dan merasa paling hebat. Maka, gelas kosong itu akan membuat saya merasa haus akan ilmu dan siap belajar dengan maksimal. Selain itu, saya pribadi adalah orang yang jarang berkomentar apabila sedang ada diskusi. Karna sebelumnya, apabila saya berpendapat, rasanya lebih sering dicuekin atau dijatuhkan. Namun begitu, sekarang saya harus lebih open minded dan tidak mudah terasa hati serta harus lebih positive thinking. Berdiskusi dan berpendapat itu perlu, agar buah fikiran kita diketahui teman-teman lain. Semoga saya bisa berdiskusi dengan mengedepankan adab dan berpendapat dengan positif apabila diperlukan. 


-MS-

No comments:

Post a Comment