Monday 9 February 2015

Hunting Rumah Episode 2



Image from here


                It’s official! Saya dan Bapak Negara tidak jadi beli rumah yang sedang kami kontrak ini. Setelah berpikir panjang + kalkulasi semua konsekuensinya, maka kami pun membatalkan proses KPR dan memberitahu pemilik rumah alasan kami kenapa tidak jadi membeli rumah ini. So apalagi, marilah kita hunting rumah baru! Kali ini pilihan kita jatuh ke rumah milik developer, karena KPR nya bisa mereka bantu mulusin dengan bank-bank yang sudah kerjasama. Jadi kan kalau appraisal ga jatuh anjlok banget dari harga yang sudah ditentukan penjual. Harapan kami sih begitu, jadi KPRnya lebih mulus daripada ngurus sendiri dan tentunya, rumah yang kami cari adalah rumah yang siap ditempati setelah akad kredit. Target kami akhir Maret 2015.


                Dengan SEMANGAT 45, selama Bapak Negara di Badak, saya pun kembali browsing rumah-rumah dijual. Kali ini kita persempit lokasinya, hanya bisa pilih rumah di daerah Sepinggan/Batakan/Manggar aja, kalau sudah masuk Balikpapan Utara yang notabene nya masih mureh-mureh terpaksa say good bye! Kenapa? Jauh kakaaaa. PP bolak balik rumah-kantor bisa bikin stress di jalan. So, mending yang dekat ajah. Setelah browsing dan tanya-tanya via BBM, pilihan pertama jatuh kepada Graha Mulawarman, which is located so damn near to office! Kalau dari Jalan Mulawarmannya paling sekitar 200 meter, tapi masuk ke dalam gang menuju perumahan sekitar 1 KM.

Image From Here


                Pada hari Minggu 1 Februari 2015, sebelum ke Jakarta, saya dan Bapak Negara mampir di perumahan tersebut. Saya janjian sama marketingnya dan kita tertarik untuk lihat rumah ready stock tipe 45/112 m2. Pas udah sampe disana, kita pun langsung dibawa ke rumah yang kata Mas Marketingnya itu, siap ditempati. Dari depan, rumahnya lebar banget. Dalam hati ya mikirnya, wah, mungkin luas ni rumah dalemnya. Soalnya kita kan belum lihat denah rumah bagian dalamanya kayak apa. Pas udah masuk, jeng jeng jeng! Ruang tamunya 3.25x3 m pemirsaaaah! Bayangkan, disitulah nanti bakal jadi ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan dan membayangkan calon anak-anak kita desak-desakan main disana aja udah ga sanggup. Hiks :(

                Okey, setelah lihat ruang tamu kita menuju dapur. Nah, rumah yang ini dapurnya di dalam. Makanya tampak depannya lebar, 8 m dibagi jadi 1 kamar, 1 ruang tamu + 1 dapur. Dapurnya mini sih, but its okay, Im so into mini kitchen actually. Hehe. Abis itu kita lanjut ke kamar tidur kecil (di bagian depan), kamar mandi (di antara 2 kamar tidur) dan kamar tidur besar (di bagian belakang). Okay, ada yang bikin ill feel. Pintu kamar mandinya ada yang pecah, soalnya dari bahan PVC gitu deh. Kamarnya okelah, mini tapi mayanlah buat ranjang + lemari + dressing table. Terus kita lanjut ke bagian belakang rumahnya. Naaaaah, yang bagian belakang rumah yang bisa kita consider sebagai backyard garden ini sungguhlah luas pemirsah. Ngelihat taman belakangnya langsung ngebayangin lagi berkebun organic dan tanam bunga warna warni. HAHAHAHA.

                Setelah keliling tu rumah, kita balik lagi ke office marketingnya. Saya dan Bapak Negara agak kurang sreg sih sama rumah yang barusan kita lihat. Soalnya modelnya melebar dan ruang tamunya sempit. Kalaupun mau renovasi, dalam waktu sekarang belum memungkinkan, mungkin beberapa tahun lagi. Terus ada konstruksi bangunannya yang mulai retak dan pintu kamar mandi yang pecah itu emang bikin ill feel. Ditambah lagi konstruksi lantai carpot yang terbelah jadi 2 pemirsah. Kita ga tanyain sih mereka bakal memperbaiki itu semua, tapi karena model rumahnya udah ga sreg, jadi kita gamau deh sama tu rumah. Mas marketingnya pun coba deh nawarin kita rumah indent. Katanya sih, kalau ambil yang indent InsyaAllah 6 bulan + lagi bisa ditempatin karena sudah mulai pengerjaannya.Okay, kita coba lihat.

                Beliau pun bawa kita ke rumah contoh yang sesuai dengan design yang sedang dibangun. Ada 2 rumah contoh, tipe 38 dan tipe 45. Nah, kalau model yang 2 ini saya suka. Walaupun mini, tapi design rumahnya memanjang dan ruang tamunya ga bikin sesak nafas. Cuma minusnya adalah, dapurnya di luar. YES. DI LUAR. Ala-ala outdoor kitchen. Tapi atap untuk melindungi dapurnya sangat minim sekali. Lantainya? Hanya di cor semen, tidak keramik. Sambil jalan, sambil mikir, berapa banyak biaya tambahan untuk nambahin bagian dapurnya nanti kalau udah jadi? We’re so not ready for any extra cash to be spent! :( Abis selesai lihat rumah contoh, Mas Marketingnya pun ngebawa kita lihat pembangunan rumahnya. Jalan-jalan sambil foto-foto kerangka rumahnya. Luas juga sih area perumahannya, lumayan kalau mau jogging atau sepedaan keliling perumahan.

                Selesai jalan-jalan keliling perumahan, Bapak Negara kayaknya sreg sama rumah indent tipe 45. Ya walaupun dapur di luar, he saidwe’ll figure it out, Sayang”. Hmmm iya, saya kan sebagai istri yang baik manut aja deh. :) Mas Marketingnya pun ngejelasin deh berapa harganya, berapa DP nya, berapa KPR nya, bank yang kerjasama dan promo-promo hadiah gratis kalau beli rumah disono. Lumayan, tertarik. Soalnya KPR nya udah kerjasama dengan banyak bank dan katanya sih hampir semua lolos dengan plafon KPR sesuai di brosur, ga nombok DP lagi. Okay, kita bilang deh besoknya mau ke Jakarta, so maybe Kamisnya kesana lagi bawa “Booking Fee” nya. Sebenarnya sih, sambil mau mikir-mikir dulu sematang-matangnya. Hehe.

                Di perjalanan pulang, saya teringat ada cluster perumahan di The Manggar Residence, sekitar 1KM dari rumah yang sedang kami kontrak. Ga lebih jauh ke arah Teritip sih, lokasinya sebelum rumah yang kami tempati sekarang. Kami pun isenglah mampir di perumahan tersebut. Ga sengaja aja main kesana dan ternyata marketingnya sedang ada di tempat. Terus kita pun tanyalah harga rumahnya berapa, KPR bank yang kerjasama apa aja, dan fasilitas lainnya. Mb Purnama nama marketingnya, dengan sabar ngejelasin dan ngejawab pertanyaan-pertanyaan kami. Dan disana masih ada beberapa rumah ready stock yang belum ada pembeli dan rumah indent yang juga belum terjual. Kami pun langsung lihat rumahnya deh. Yang pertama tipe 60/96 (tanahnya kalo ga salah segitu). Rumahnya lumayan luas sih, tipe 60 ini sama luasnya dengan yang kami tempati sekarang. Hanya saja, bagian dapurnya di luar. Sama kayak Graha Mulawarman. Cuma bedanya, dapurnya tipe L-shape dan lantainya dikramik serta atap untuk menlindungi dapurnya cukup luas. Kalaupun mau renovasi, tinggal tambah dinding dan jendela dapur aja.



Image from here



                Setelah itu kita lihat rumah tipe 45/96 m2. Sedikit lebih kecil dari tipe 60 tapi lumayan. Kecil mungil tapi tidak extremely mini. Ruang tamu memanjang memang jadi prioritas saya. Hehe. Kamar tidurnya ada 2 dengan ukuran yang tak jauh berbeda dan 1 kamar mandi. Dapurnya juga sama di luar, seperti spesifikasi tipe 60. Halaman belakangnya lumayan luas juga loh, bisa tambahin tandon untuk nampung air, bikin tempat jemuran dan bikin backyard garden. *teteup :) Setelah keliling-keling, kita balik lagi ke office dan sepertinya kita jadi tertarik dengan tipe 45. Dan kebetulan banget, di bulan Februari ini tipe 45/96 ada harga khusus dan free biaya notaris & BPHTB serta pajak penjual. Lumayanlah, walaupun harga jual ga all in, tapi setidaknya dapat free pajak yang mehong itu. Jadi kita tinggal tambahin biaya KPR yaitu appraisal & asuransi.

                Setelah banyak nanya sama Mbak Marketingnya, kita pun pulang. Sampe rumah langsung keluarin brosur kedua lokasi perumahan yang kita kunjungi tadi. Lalu berdiskusilah kami, plus dan minus kedua perumahan tersebut. Overall, kedua perumahan tersebut masuk dalam kategori ‘dekat sama kantor’, yup masih di Jalan Mulawarman. Cuma yang satu jauh masuk ke dalam gang, dan yang satu sudah hampir masuk Lamaru, tapi tidak masuk gang. Langsung perumahan pinggir jalan besar. Kalau yang satu kudu naik ojek untuk sampe di perumahannya, yang satu cukup angkot aja sampe gerbang perumahannya (pas kondisi saya sendiri dan Bapak Negara ke lokasi). Kedua perumahan itu model rumahnya punya langit-langit tinggi, 4,5m. Cukup lega ya. Dan yang terakhir, kedua perumahan punya dapur di luar, tapi yang satunya sangat minim fasilitas dan yang satunya lumayan fasilitasnya.

                3 hari di Jakarta, kalau ada waktu pasti kami ngobrolin kedua perumahan tersebut. Dan akhirnya, pas pulang kami pun memutuskan. Dengan semua nilai plus dan minusnya, kami pun memilih The Manggar Residence tipe 45/96. Awalnya, kami pengen no 17, sesuai yang kami lihat kemaren. Ternyata eh ternyata, pas mau bayar “booking fee”, no tersebut sudah diambil orang, keliling lagi deh lihat tipe 45 yang ready stock. No 7 juga oke, tapi ternyata sudah ada yang punya juga. Dan akhirnya, masih bersisa satu tipe 45 ready stock yaitu no 23. Langsung deh kami transfer ‘booking fee’ nya dan mengisi formulir serta melengkapkan berkas. Sampai detik postingan ini ada di blog, semua berkas sudah dikumpulkan ke pihak perumahan kecuali surat keterangan karyawan, InsyaAllah besok bisa lengkap dan segera diajukan ke BTN Syariah.

                Mohon doanya ya aplikasi KPR kami bisa lolos dan plafonnya sesuai ekspektasi biar kami ga nombok DP dan uang yang ada bisa dipake buat beli perlengkapan rumah. Doakan semoga lancar jaya tanpa hambatan dan segera di approve dan plafon KPR sesuai target! AAMIIN. :)



-MS-

2 comments:

  1. Nyari rumah itu memang gampang gampang susah apalagi kalu memang untuk di tempati, beda dengan kalau hanya untuk tujuan investasi. BTW pengen menetap di balikpapan ya...? padahal sekedul kerja 2 minggu kerja 2 minggu libur, kalau sama sama di tinggal kenapa tidak tinggal di daerah asal atau jakarta saja...? pendidikan anak lebih bagus dan banyak tempat untuk jalan jalan.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. @menujumadani : yup bener banget. semoga jodoh deh sama rumah yg sedang kami usahakan KPR nya ini. hhe // btw, suami saya 2 minggu di Badak Base (Kutai), 1 minggu off dan 1 minggu lagi di Manggar Base (balikpapan) dan saya full di Balikpapan Base, jadi kami stay di Balikpapan aja. BTW, Balikpapan sudah oke banget kok. Sesuai dgn jiwa saya yg lebih senang di kota kecil dibanding kota besar kayak Jakarta. Kalau untuk pendidikan disini Alhamdulillah banyak fasilitas sekolah yang bagus2 dan saya juga yakin saya bisa start home education untuk anak2 kami nanti. Kalau jalan2, lebih asli malah di Balikpapan. Bisa ke Samarinda, Bontang, Paser dan banyak lagi pilihan wisata alamnya. Kalaupun nanti di transfer atau pindah company, rumahnya bisa di kontrakkan juga. :)

      Delete