Thursday 15 October 2015

Original Branded vs KW Branded vs Local Brand

Assalamualaikum, hello blogworld! :)


Image From here


                Wanita itu tak lepas dari pakaian, kosmetik serta aksesoris serta serba serbi yang diperlukan untuk menunjang penampilan. Baik untuk keperluan sehari-hari, pekerjaan, bersenang-senang sampailah ke status sosial wanita itu sendiri. Menggunakan barang-barang yang bermerk, terutama buatan luar negeri, sememangnya impian semua wanita, termasuk saya. :D Tapi, kenyataannya, ga semua orang mampu memilikinya. Terus, kalo diluar kemampuan gimana? Beli yang KW atau produk lokal aja nih? Terserah kamu donk yah ;)


                Memiliki barangan bermerek memang sudah diidamkan sejak lama. Sejak mulai mengenal apa itu Louis Vuiton, Chanel, Burberry dan yang sewaktu dengannya. Itu semua high end designer goods yang harganya minimal belasan jeti. Ada lagi yang bak kata orang Malaysia “barangan mampu milik” seperti Kate Spade, Michael Kors, Fossil, Guess yang rata-rata harganya cukup lumayan buat bayar cicilan KPR. Hehe. Intinya tetap aja mahal, buat saya yang biasa-biasa saja ini. Kalau di Instagram tuh, Cuma mampu follow aja para personal shopper merek-merek ini sambil intipin celengan 20 ribu. Wkwkwkwkwk. Intinya yah, yang make merek-merek tersebut ya biasanya para sosialita yang penghasilannya ataupun suaminya yang udah fantastis banget. Atau ga ya yang nabung berbulan-bulan ngirit makan demi memiliki sebiji tas bertuliskan MK. Misalnya aja looooh. No offense :p

                Buat saya pribadi, ada rupa ada harga. Sesuatu yang dijual mahal pastilah sesuai dengan kualitasnya. Apalagi kebanyakan barang-barang high end itu hand made, alias buatan tangan. Kemaren pernah liat pembuatan sepatu Louis Vuitton, emang keren bangetlah 100% handmade! Jauh lah beda kualitas produk buatan tangan dengan buatan mesin ya. Kayak mau beli songket yang bagus, pasti pilih buatan tangan bukan mesin. Karna kalo kata orang tua, buatan tangan lebih halus dari mesin walaupun harganya mahal ya worth it. Mungkin itulah yang dirasakan para pemilik barangan branded buatan luarg negeri itu tadi. Kepuasan yang hanya dimenngerti mereka. So, kepada para suami yang istrinya kepengen punya tas MK walau sebiji aja, kerjalah lebih kuat, agar istrimu bahagia. *eh kode. Bahahaha :p

Mupeng yang ini :3. Image From Here


                Next, barangan bermerek tapi KW. Ini mah di pasar menjamur banget ya. Ada yang murah banget Cuma puluhan ribu dan kadang ada yang mahal banget sampe ratusan ribu. Mungkin yang ratusan ribu itu udah kualitas mirror premium super mirip ama yang asli kali yah. Tapi, seberapa mahal atau murahpun barang yang kita beli itu, tetap saja barangan KW alias palsu. Menurut saya pribadi sama aja dengan beli barang curian dalam arti curian hak cipta. Michael Kors capek-capek design tas bagus banget, eh malah ada yang niru modelnya, dibikin di pabrik skala besar abis itu dijual murah. Ya walaupun MK sudah punya pembeli tersendiri, tapi tetap aja orang-orang yang berjualan barangan KW ini semacam mengambil keuntungan atas jerih payah orang lain.

                Well, saya bilang gini bukan berarti saya ga pernah beli barang KW ya. Dulu waktu masih kuliah ya maunya beli hand bag, liat yang murah ya di pasar, yang polos-polos aja eh taunya ada mereknya “Celine” yang aslinya muahal banget loh. Sebenarnya malu sih pake barang KW. Hehe :D Apalagi kalau kita bersosial dalam lingkungan masyarakat menengah yang mostly taulah apa merek yang bagus, dan mana barang asli atau original. Malu donk ya kalo ketauan pake barang KW. Ditambah pula jalan di mall nenteng-nenteng tas KW, diplototin para sosialita, bisa bikin nangis darah donk. Ini beneran jujur dari hati, saya malu kalau pakai barang KW.  :”)

                Karena opsi pertama yaitu barangan branded itu mahal dan opsi kedua saya malu pake barangan KW, maka pilihan ketiga adalah pilihan yang tepat. Barangan bermerek lokal, hasil tangan anak bangsa, bisa jadi pilihan yang paling baik antara semuanya. Mencintai Indonesia itu bisa bermacam cara, salah satunya adalah dengan membeli produk lokal. Contohnya produk kulit buatan Yogyakarta, yang kualitasnya tak perlu diragukan. Saya memiliki sebuah dompet yang dibeli di Malioboro pada tahun 2011 dan dompet tersebut sudah menemani saya sampai pertengah tahun ini. Bukan karna udah jelek, Cuma ada bagian yang lepas sedikit dan kebetulan Mama memberikan dompet bermerek Fossil ketika ke KL kemaren. Hehe :D


Straw The Label - Indonesian Brand Leather Goods. Image From Here


                Pada akhirnya, semuanya balik lagi ke setiap individu. Mau pake barangan bermerek internasional, KW atapun merek lokal, semuanya pilihan. Saya pribadi Lebih memilih merek lokal dan beberapa merek internasional yang harganya ga bikin kantong jebol seperti Zara, Mango, H&M, Forever 21 yang kebanyakan barangnya adalah buatan China dan ditempelin merek-merek tersebut. Hihi :D Dan sekarang pelan-pelan mencoba beli lebih banyak brand lokal seperti sepatu bermerek Selittoes, Vimemo, pakaian merek Zysku Xena dan Kimi Indonesia. Kalo kalian, gimana?


-MS-

No comments:

Post a Comment