Saturday 2 February 2013

Sebuah Tanya

"Kenapa kamu ga nyari lagi?" P.H

Aku gatau sama ada itu sebuah pertanyaan serius atau hanya sekedar basa basi disaat kita mulai berkenalan.Aku bahkan tak terlalu ambil peduli dengan apa jawaban aku saat itu. Bahkan kau tau, aku lupa jawabannya apa. Mau ketawa, silahkan. 

Tapi apa kau pernah terfikir jika pertanyaanmu itu akan mengganggu hari-hariku? Enggak, bukan aku menyalahkanmu atas pertanyaan itu, dan aku juga tidak menyalahkan diri sendiri atas pilihan aku untuk memikirkan hal itu. Hanya saja, aku masih belajar menyederhanakan rasa, memilih untuk lebih dewasa menanggapi sesuatu dan mencoba belajar hidup dengannya.

Aku berterima kasih padamu. Pertanyaan itu membuka hati ini. Melepaskan gembok yang kuncinya sudah dibuang entah kemana. Melembutkan kerasnya seorang Malisa Sudirman, untuk bersedia menerima insan baru. Entah siapa pun itu, aku akan berusaha untuknya. Mungkin kamu, atau mungkin orang lain. 

Kamu tau, setelah aku renungkan, jawabanku seharusnya "Bukan aku enggak nyari lagi, tapi belum". Iya, aku belum memulai langkah untuk mencari. Mencari sepotong hati yang mungkin bisa menggantikan yang telah hilang, lalu menetap disini selamanya. Mungkin aku terlalu bodoh untuk mengharap dia untuk kembali, disaat aku tau aku sudah kehilangan semuanya. Tidak aku tidak berharap dia kembali. Aku sudah berhenti berharap untuk itu dan mulai belajar menerima kenyataan. Dia tidak ditakdirkan untukku dan semua yang terjadi adalah kehendak Tuhan.

Apa aku akan mulai mencari sekarang? Entahlah. Sebelumnya, aku tak pernah mencari. Cinta itu datang sendiri. Tak pernah diundang. Lalu pergi tanpa permisi. Mungkin itu cara Tuhan untuk mengajarkan cinta buatku. Seorang anak kecil yang keras kepala yang buta karena cinta. 

Disaat aku mulai mencari, aku hanya akan mencari sesuatu yang pasti. Kau mengerti kan maksudku? Tak perlu aku jelaskan satu persatu. Obrolan di telpon yang panjang lebar berjam-jam itu sudah cukup menjelaskan apa yang aku cari. 

Selama pencarianku ini, aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan. Menyerahkan semuanya kepada-Nya atas semua usaha yang telah aku lakukan. Aku yakin Tuhan ga akan pernah mengecewakan hamba-Nya, dan selalu memberikan yang terbaik. Dan aku akan menanti dengan sabar untuk waktu yang telah ditakdirkan Tuhan buatku.

Seperti yang pernah aku bilang, buku lama telah aku simpan di tempat yang seharusnya. Sekarang, aku sudah siap menulis buku baru. Semoga buku baruku nanti akan jauh lebih baik. Aamiin :)

-MS-

1 comment:

  1. iyhh mba ,, sabar yahh,,
    apa pun yang terjadi itulah yang terbaik :D
    smngatt ya mba,,,

    mampir ke blog ku.
    rahmisuci.blogspot.com

    jang lupa d folow yahh :D

    ReplyDelete