Wednesday 26 December 2012

Tanya Hati



            Aku melangkah lesu meninggalkan rumah. Menahan air mata. Aku gamau ada satu orang pun yang tahu, kalau aku sudah memutuskan hal itu. Iya, aku meminta kau pergi. Pergi, setelah semua yang pernah kita lalui. Entah setan apa yang meracuni fikiranku hingga aku tega-teganya berbuat begitu. Tapi sepertinya itu bukan bisikan setan, karna itu bulan Ramadhan. Mungkin itu keputusan paling bodoh yang pernah aku buat. Meminta kau pergi walau aku masih sangat sayang denganmu.

            Sejak hari itu, aku bukan lagi aku yang pernah kau kenal dulu. Kau tahu kan kalau aku cengeng sekali? Iya, sejak hari itu aku ga pernah berhenti menangis. Menangisi semua kesalahanku. Kesalahanku sama kamu. Entah untuk kali yang keberapa aku menyakitimu, membuatmu kesal dan bahkan marah padaku. Dan hingga pada akhirnya, kamu benar-benar pergi. Atas permintaanku.

            Lama sekali aku mengobati luka ini. Cukup lama, dan bahkan sehingga hari ini aku masih mencoba menyembuhkan luka ini. Dan tahukah kamu jika aku masih sering memikirkanmu? Iya, apa kabar dirimu, apakah kamu masih merasakan sakit karenaku? Aku bersalah, kepada diri sendiri, kepadamu. Jelas, aku belum cukup dewasa untuk hal-hal seperti ini. Belum cukup dewasa untuk mencintai orang yang sudah memberikan sepenuh hidupnya buat aku. Tapi tak mengapa, aku belajar banyak karenamu.

            Hingga akhirnya aku menemukanmu didampingi yang baru. Dia yang nyata, selalu ada di depan matamu. Dia yang bisa menemanimu setiap harimu. Dia kekasihmu yang baru. Awalnya, sakitku bertambah melihatmu. Iya, aku kecewa, sakit hati dan bahkan marah kepadamu. Bahkan aku marah ke diri aku sendiri. Siapa yang kuat melihat orang yang kau sayang kini didampingi yang baru?

            Tapi aku bersyukur kepada Tuhan. Tuhan sudah mengirimkan aku teman-teman yang cukup baik, yang akhirnya menyadarkanku. Iya, aku sadar dari mimpi buruk itu. Terbangun dengan cukup waras, hingga akhirnya aku tak peduli lagi denganmu. Iya, aku pernah tak peduli lagi denganmu. Hilang sudah rasa cemburuku padamu. Dan bahkan, aku berdoa buat kebahagiaanmu dengannya. Aku bahagia melakukan itu buatmu.

            Tapi ada hal baru yang aneh. Keadaan kita sekarang. Rahasia yang tak bisa diketahui siapapun. Apalagi dia yang kini denganmu. Aku punya sejuta pertanyaan buat hatimu.

 Jika fisikmu sudah disana dengannya, harus kau sertakan juga hatimu.

Jangan kau tinggalkan hatimu disini.

Kau tak pandai berbohong denganku.



Apakah sudah kau berikan hatimu padanya?

Atau hatimu masih tertinggal disini?

Kamu saja bingung menjawabnya kan?



Bahkan aku juga tak bisa menjawab kepadamu.

Ini  semua aturan tuhan.

Hanya waktu yang akan menjawab semuanya.



-MS-

*hanya sebuah ungkapan rasa, ukiran kata-kata dari seorang Icha yang cukup sederhana*

No comments:

Post a Comment