Sepertinya
musim banget nikah muda, termasuk saya sendiri (?). Nikah muda? Beneran nikah
muda karna suruhan agama atau kebelet pengen nikah karna liat temen udah pada
gendong bayi, perut udah pada besar nunggu hari melahirkan atau mupeng liat
temen upload foto mesra sama pasangan halalnya? Jujur, saya pernah menargetkan
untuk menikah pada umur 25 tahun. Alhamdulillah, Allah ngasih pasangan ketika
saya berumur 24 tahun. Nikah muda kah itu? Buat saya, tidak ada istilah nikah
muda. Adanya nikah dewasa. Karna muda jelas sekali artinya menikah ketika usia
dini dan sikap masih belum mencerminkan orang yang siap menghadapi hidup
berumah tangga. Kalau nikah dewasa, artinya menikah ketika umur muda tapi
pemikiran sudah matang dan dewasa.
Kalau
dibilang nikah dewasa, kemungkinan besar persiapan mental dan fisiknya sudah
siap. Terutama persiapan mental sih, menurut saya. Emang gampang jadi istri
orang? Emang gampang hidup di bawah satu atap sama orang yang bisa dibilang
asing itu? Ya, walaupun sudah saling mengenal sebelumnya, tapi yakinlah,
semuanya akan lebih terlihat lagi setelah menikah. Kita bakalan tau aslinya
pasangan masing-masing itu seperti apa. Pokoknya, menjadi istri adalah momen
belajar menata hidup dari nol bersama orang yang Tuhan sudah pilihkan untuk
kita.
Menjadi
istri itu emang ga gampang. Apalagi buat istri yang masih statusnya karyawan
seperti saya. Dengan jadwal kerja saya yang shift-shift an serta suami yang
sudah mulai rotasi ke remote area di Kutai, benar-benar menguji kesabaran dan
kesetian *halah. Sejak menikah, saya usahakan setiap hari untuk memasak buat
suami tercinta. Mungkin bukan makan istimewa yang disajikan, tapi momen memasak
khusus untuknya dan makan bersama dengannya itu yang penting. Bangun sebelum
subuh, nyiapain sarapan dan bekal untuk makan siang berdua, sorenya pulang
kerja juga masih harus masak untuk makan malam. Gampang? Siapa bilang gampang. Kadang
suami bilang “Sayang ga usah masak aja, capek kan abis kerja”. Kalau saya
mentingin diri sendiri, iya tinggal suruh suami beli aja makan malamnya. Tapi
saya sadar, kalau masih kuat untuk masak kenapa harus beli. Nanti kalau suami
udah ke remote area, sedih sendiri kan masak ga ada yang makan.
Menjadi
istri itu kudu dukung suami 1000%. Semua yang baik yang beliau lakukan,
pastinya demi keluarga. Buat yang menikah dengan tulang punggung keluarga
seperti saya, ini adalah challengenya. Disaat kepentingan istri dan keluarga di
kampung menjadi tanggungjawab suami. Kadang terbesit rasa kecewa atau bahkan
marah ketika suami lebih mementingkan keluarganya dibanding saya. Namun,
setelah berfikir dengan waras, apakah saya berhak seperti itu? Karna orang
tuanya, suami saya bisa menjadi ‘orang’, lalu apakah salah jika dia berbakti
dengan orang tuanya? Kuncinya disini adalah kompromi antara kedua belah pihak,
suami dan istri. Kami mencoba membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan
keuangan keluarga, berapa support yang harus diberikan ke keluarga di kampung,
berapa pengeluaran yang harus kami belanjakan selama sebulan dan yang paling
penting berapa banyak persenan tabungan kami tiap bulannya. Percayalah, suami
pasti akan berusaha adil seadilnya buat kita dan keluarganya.
Menjadi
istri itu, indah hanya di Instagram, Path, Facebook, Twitter dan media sosial
lainnya namun penuh gejolak di kehidupan nyata. Kalau tidak didukung dengan
mental dewasa dan mau berkompromi, mungkin tidak ada yang bertahan lama
menjabat sebagai istri. Saya salut dengan kakek nenek yang pernikahannya
bertahan puluhan tahun. Entah apa rahasianya, namun yang pasti keluarga harus
harmonis, dan yang paling penting SALING. Saling sayang menyayangi, saling
hormat menghormati, saling nasihat menasihati, pokoknya, SALING. Semoga kita
menjadi istri solehah dan bisa bersama suami dan anak cucu kita ke Jannah. Indah dunia dan akhirat. Aamiin. :)
Picture source from here |
-MS-
Semoga bahagia selalu :)
ReplyDeleteDuhh itu target saya bgt mba 25, pengen cepet tapi apa daya masih takut hihihi 😂
ReplyDeleteOhya, kalau berkenan main keblog ku ya ^_^
http://leeviahan.blogspot.com
Fikri : AAMIIN :)
ReplyDeleteLee Via Han : jangan takut2, nanti nyesel. soalnya kenapa ga dari dulu nikahnyaa.. hoho :D