Anda
pasti tau betapa alerginya saya dengan istilah Long Distance relationship kan? Cukuplah
pengalaman buruk yang lalu dijadikan pelajaran hidup yang berguna saja. Rasanya
tak ingin lagi mengulangnya (mengulang LDR-an maksudnya). Namun, hidup kita ini
kan sudah ditakdirkan Tuhan, dan mungkin saja, Tuhan ingin menguji kekuatan
cinta kami. EAAA. Setelah menikah, Bapak Negara mendapat tugas baru. Yaitu
rotasi ke Badak, salah satu base milik Schlumberger untuk menyediakan jasa bagi
oil company VICO. Gimana rasanya Long Distance Marriage (LDM)? Campur aduk
pemirsaaaaah :”)
Image From Here |
Kadang Galau Mikirin Yang Jauh di
sana
Hal
yang paling sering terjadi bagi pasangan yang jauh-jauhan ya pastinya galau
donk. Ya pasti galau, soalnya kesayangan kita nun jauh di sana, entah apa yang
dia kerjakan, apa makannya enak atau ga, apa kerjanya baik-baik aja dan
macam-macam lagi. Kalau saya, galaunya ya karna belum terbiasa. Dari dulu
jauh-jauhannya cuma kadang-kadang aja, pas lagi school atau saya lagi ke Indocement.
Dan sekarang akan jadi rutinitas. Galau karena bobo nya sendiri? HAHA. Galau
kalo masak tu setengah porsi dari biasanya. Galau makan di rumah sendirian.
Galau solatnya sendiri ga imam-an.
Galau
hal-hal sepele siih, InsyaAllah sekarang ga merengek kayak anak kecil lagi
kalau ditinggal. Berusaha jadi istri yang supportif. Karna jelas, suami kerja
nun jauh di sana di Tanah Kutai kan demi keluarga. Namanya juga masih employee,
jadi harus ikut peraturan company. Kalo semisalnya galau, ya saya coba sibukkan
diri aja. Sibuk yang positif, misalnya nge-gym, window shopping, ke salon atau
nyoba resepi baru biar nanti Bapak Negara pulang bisa disuguhkan masakan rumah
yang sangat-sangat dikangenin beliau. Kalo kangen ya doain yang jauh di sana
supaya sehat selalu, kerjaannya lancar dan bisa pulang dengan selamat.
Image From Here |
Anggap Rezeki Pengantin Baru
Janji
Allah kepada pasangan yang menikah itu adalah, pintu rezeki akan dibuka
seluas-luasnya. Mungkin itu yang coba ditunjukkan-Nya. Sebelumnya, Bapak Negara
hanya full time kerja di base. Penghasilan pun Alhamdulillah, udah bersyukur
banget. Sekarang ditambah assign sampai ke remote area dengan bonus lokasi,
Alhamdulillah banget-banget. Bisa nambah penghasilan keluarga dan gendutin
tabungan masa depan kita. Teman-teman juga bilang, ambil hikmahnya, yang
positif. Lagian juga kan ga lama-lama amit, Cuma 2 minggu aja. Iya sih, 2
minggu di rumah, 2 minggu di Badak. Hiks :”)
Komunikasi
Kalau
namanya sudah jauh-jauhan, yang penting ya komunikasi antar 2 pihak. Walaupun
Bapak Negara dengan kartu XL-nya sinyal ngos-ngos an, tapi harus tetap kudu
komunikasi. Ditambah lagi seminggu yang lalu wifi Badak base sempat rusak.
Makin susahlah komunikasinya. Komunikasi yang lancar akan berdampak kepada
hubungan yang harmonis. EAA. Setidaknya kan walaupun ga bangun tidur di samping
suami, tapi kan masih bisa ucapin good morning via telpon. Terus kan bisa
saling cerita apa aja kegiatan masing-masing setiap harinya. Dan sebagai istri,
kudulah laporan dan izin sama suami kalau mau ngelakuin apa (misalnya belanja
online :p) atau mau kemana dan dengan siapa. Kalau saya sih paling keluar rumah
hanya ke kantor, nge-gym, berenang dan mampir ke mall (elus-elus dompet :p).
Jadi kan yang jauh disana ga khawatir kita disini aman-aman aja. Dan yang penting,
komunikasinya JUJUR.
Image From Here |
Belajar Mandiri
Sekedar
FYI, saya ini penakut sekali. Kalau tinggal di kosan sih masih mendinglah Cuma
kamar aja. Nah ini di rumah gede tapi tinggal sendiri. Tetangga kiri kanan
belum ada. Samping rumah ada sungai mini yang masih banyak pepohonannya.
Enggak, lokasi rumah ini tidak horror sama sekali, Cuma ya saya ini rada parno
tinggal sendiri. Kadang sampai tidurpun ga matiin lampu. Adeeh -_-. Tapi
setelah seminggu ini dijalanin, Alhamdulillah, lancar semua. Berani tinggal
sendiri di rumah aja itu udah sukses besar buat saya. Karena suami lagi di
remote area, semuanya kudu dilakukan sendiri. Kemana-mana sendiri. Tapi
Alhamdulillah, ada aja kemudahan. Contohnya kalau pulang malam dari kantor.
Memang lokasi rumah tidak terlalu jauh dari kantor, tapi kalau pulangnya jam 10
malam ga berani juga naik angkot dan angkotnya juga udah ga beroperasi. Alhamdulillah,
fasilitas mobil kantor siap menghantar saya pulang setiap kali kebagian shift
siang. :)
Sejujurnya,
saya salut dengan pasangan LDM (yes, hanya LDM karna udah nikah), karna bisa
bertahan dengan kondisi yang jauh-jauhan serta anak-anak yang suka Tanya
papa/mama nya kapan pulang. Semoga pasangan LDM di dunia ini semakin dikuatkan
cintanya dan pernikahan bisa bertahan sampai kapanpun. Semoga pasangan LDR
semoga cepat nikah! Hhe. Semoga saja dengan jauh-jauhan seperti ini kita
semakin sabar dan semakin mengenal menghadapi sifat serta kepribadian
masing-masing. Semoga keluarga kecil kita makin harmonis dan makin sayang dan
kasih antara satu sama lain. Semoga keluarga kita diberkahi rahmat-Nya,
dikurniakan rezeki yang banyak dan keturunan yang soleh dan solehah.
-MS-
mungkin kunci dari segalanya adalah kepercayaan ya :)
ReplyDeletesaya masih ingat cerita raditya dika, dia ldr 2 tahun sukses. sisanya, dia diselingkuhin mantannya.
lalu mantannya itu menikah dengan orang lain..
Yup betul, kepercayaan dan kesabaran untuk bertahan :D
ReplyDeleteJika kita selalu berfikir positif maka akan mendapat hasil yang positif dan bertemu dengan hal hal positif pula. Kegelisahan tentang yang jauh ataupun yg ditinggalkan akan meracuni sebuah keharmonisan keluarga. Jika dibanding dengan pekerja tambang yang bekerja terus menerus selama 3 bulan lalu hanya mempunyai libur hanya 2 minggu, kerja di oil n gas tidaklah seberapa berat. Apalagi yang bersuami seorang pelau yang bisa bertahun tahun berpisah......
ReplyDeleteSemua ada konsekuensi dengan apa yang didapatkan so.....jalani hidup dengan sebaik baiknya dan selalu berusaha menjadi baik dan bisa dipercaya. Kepercayaan hanya bisa didapat jika kita juga bisa mempercayai.
Saya dudah LDM selama 13 tahun dan alhamdulillah keluarga kami baik baik saja.
@menujumadani : fyi, oil & gas ada juga yang ga pulang2 alias tak punya schedule dan di rig terus... kalo saya Alhamdulillah, cuma 2 minggu ga ketemu suami tiap bulannya. semuanya ada plus dan minus, dan kitalah yang menjalaninya, semoga semuanya dilindugi dan diberkahi Allah yah. AAMIIN :)
ReplyDeleteMy husband works in Schlumberger too. Moga-moga Allah memudahkan segala urusan :)
ReplyDeleteAamiin :)
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete