Showing posts with label Cerita. Show all posts
Showing posts with label Cerita. Show all posts

Monday, 4 February 2013

Stasiun & Kereta

Ini sebuah cerita. Kisah tentang sebuah stasiun tua, yang ditinggal pergi kereta, silih berganti. Entah kapan stasiun akan menemukan kereta yang akan menjadikannya perhentian terakhir. Sampai hari ini, stasiun masih berharap.

Dulu stasiun pernah didatangi sebuah kereta. Kereta yang tak pernah disangka akan menuju ke stasiun ini. Dari banyak nya rel dan rute perjalanan, kereta telah memutuskan untuk memilih stasiun ini. Sang kereta menetap di stasiun ini untuk suatu waktu yang cukup lama. Seakan selamanya. Stasiun tak kesepian lagi. Selalu ada kereta yang menemaninya, setiap detik. 

Di sudut hati kecil stasiun, dia hanya mampu berdoa, seandainya kereta akan terus menetap selamanya. Menemani hari-harinya, walau hujan maupun panas, sama-sama melindungi. Kereta juga seolah-olah memberi harapan, dan bahkan untuk sebuah keabadian yang dijanjikan. Menemani stasiun sampai ujung waktu.

Tapi apa mau dikata, setiap kereta yang berada di stasiun hanya singgah buat sementara. Sang kereta ternyata memiliki jadwal tersendiri yang telah ditentukan dari awal. Kereta ga bisa berlama-lama menetap di stasiun, jika tidak, ia akan mengganggu rute perjalanan untuk kereta berikutnya yang telah dijadwalkan berada di stasiun. 

Kini stasiun pasrah. Pasrah dengan keadaan. Dia tak tau apakah akan ada gerbong kereta berikutnya yang sudah dijadwalkan untuk menjadikannya perhentian terakhir, dan menetap selamanya. Hanya kepada Tuhan stasiun meminta.....



Saturday, 2 February 2013

Sebuah Tanya

"Kenapa kamu ga nyari lagi?" P.H

Aku gatau sama ada itu sebuah pertanyaan serius atau hanya sekedar basa basi disaat kita mulai berkenalan.Aku bahkan tak terlalu ambil peduli dengan apa jawaban aku saat itu. Bahkan kau tau, aku lupa jawabannya apa. Mau ketawa, silahkan. 

Tapi apa kau pernah terfikir jika pertanyaanmu itu akan mengganggu hari-hariku? Enggak, bukan aku menyalahkanmu atas pertanyaan itu, dan aku juga tidak menyalahkan diri sendiri atas pilihan aku untuk memikirkan hal itu. Hanya saja, aku masih belajar menyederhanakan rasa, memilih untuk lebih dewasa menanggapi sesuatu dan mencoba belajar hidup dengannya.

Aku berterima kasih padamu. Pertanyaan itu membuka hati ini. Melepaskan gembok yang kuncinya sudah dibuang entah kemana. Melembutkan kerasnya seorang Malisa Sudirman, untuk bersedia menerima insan baru. Entah siapa pun itu, aku akan berusaha untuknya. Mungkin kamu, atau mungkin orang lain. 

Kamu tau, setelah aku renungkan, jawabanku seharusnya "Bukan aku enggak nyari lagi, tapi belum". Iya, aku belum memulai langkah untuk mencari. Mencari sepotong hati yang mungkin bisa menggantikan yang telah hilang, lalu menetap disini selamanya. Mungkin aku terlalu bodoh untuk mengharap dia untuk kembali, disaat aku tau aku sudah kehilangan semuanya. Tidak aku tidak berharap dia kembali. Aku sudah berhenti berharap untuk itu dan mulai belajar menerima kenyataan. Dia tidak ditakdirkan untukku dan semua yang terjadi adalah kehendak Tuhan.

Apa aku akan mulai mencari sekarang? Entahlah. Sebelumnya, aku tak pernah mencari. Cinta itu datang sendiri. Tak pernah diundang. Lalu pergi tanpa permisi. Mungkin itu cara Tuhan untuk mengajarkan cinta buatku. Seorang anak kecil yang keras kepala yang buta karena cinta. 

Disaat aku mulai mencari, aku hanya akan mencari sesuatu yang pasti. Kau mengerti kan maksudku? Tak perlu aku jelaskan satu persatu. Obrolan di telpon yang panjang lebar berjam-jam itu sudah cukup menjelaskan apa yang aku cari. 

Selama pencarianku ini, aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan. Menyerahkan semuanya kepada-Nya atas semua usaha yang telah aku lakukan. Aku yakin Tuhan ga akan pernah mengecewakan hamba-Nya, dan selalu memberikan yang terbaik. Dan aku akan menanti dengan sabar untuk waktu yang telah ditakdirkan Tuhan buatku.

Seperti yang pernah aku bilang, buku lama telah aku simpan di tempat yang seharusnya. Sekarang, aku sudah siap menulis buku baru. Semoga buku baruku nanti akan jauh lebih baik. Aamiin :)

-MS-

Sunday, 30 December 2012

Bicara Pohon & Bunga Tentang Lebah

Pohon   :       Berhentilah kau dekat dengannya. Kau tak bisa lagi berteman dengan Lebah 

Bunga   :       Menurutmu, yg aku lakukan sekarang salah?

 Pohon :       Iya

Bunga   :      Emang ga boleh ya aku berteman dengan siapapun? 

Pohon   :      Bukan begitu, tapi Lebah sudah ada pendamping yg cocok dengannya. Jangan kau ganggu hubungan mereka

Bunga   :     Apa berteman dengannya berarti aku mengharapnya kembali? Apa dekat dengannya  berarti aku   mengganggu mereka? Kau tak berhak mengaturku.

Pohon   :     Bukan begitu maksudku. Kau bisa berteman dengan siapapun, bebas. Tapi kau tak bisa lagi terlalu dekat dgnnya. Aku takut kau terluka lagi Hatinya ada satu. Separuh untuk dia dan separuh lagi untuk pasangannya. Takkan ada ruang lagi untuk yg ketiga. Aku lelah melihatmu menangis. Aku harap kau mengerti dengan jelas maksudku. Aku hanya takmau melihat kau menangis lagi karenanya, Bunga. Kau berhak bahagia.

Bunga   :    Aku tak berharap apa-apa dengannya. Hanya saja aku senang bisa bercerita dengannya, bebas. Bahkan aku tak sebebas itu untuk bercerita denganmu. Apakah salah utk kita yg diciptakan berbeda wujud ini untuk saling berbagi kisah hidup? Utk sekarang, hanya Lebah yg mau mendengarkan aku. Aku akan temukan pengganti Lebah, tapi kau jangan berharap banyak untuk aku melupakannya. Aku tak berniat mengganggu siapapun. Aku sudah mulai terbiasa tanpanya. Tapi kadang aku benar-benar perlu teman bicara. Untuk hal2 yg aku tak bisa ceritakan kepadamu, Pohon. Semoga aku bisa segera menemukan jalan keluar buat hal ini.

Pohon   :       Baik-baik ya Bunga, pasti kau akan menemukannya.

*Tiada hubungan antara hidup dan mati. Well, actually it is. Haha. Only God knows who they are. :)*

Wednesday, 26 December 2012

Tanya Hati



            Aku melangkah lesu meninggalkan rumah. Menahan air mata. Aku gamau ada satu orang pun yang tahu, kalau aku sudah memutuskan hal itu. Iya, aku meminta kau pergi. Pergi, setelah semua yang pernah kita lalui. Entah setan apa yang meracuni fikiranku hingga aku tega-teganya berbuat begitu. Tapi sepertinya itu bukan bisikan setan, karna itu bulan Ramadhan. Mungkin itu keputusan paling bodoh yang pernah aku buat. Meminta kau pergi walau aku masih sangat sayang denganmu.

            Sejak hari itu, aku bukan lagi aku yang pernah kau kenal dulu. Kau tahu kan kalau aku cengeng sekali? Iya, sejak hari itu aku ga pernah berhenti menangis. Menangisi semua kesalahanku. Kesalahanku sama kamu. Entah untuk kali yang keberapa aku menyakitimu, membuatmu kesal dan bahkan marah padaku. Dan hingga pada akhirnya, kamu benar-benar pergi. Atas permintaanku.

            Lama sekali aku mengobati luka ini. Cukup lama, dan bahkan sehingga hari ini aku masih mencoba menyembuhkan luka ini. Dan tahukah kamu jika aku masih sering memikirkanmu? Iya, apa kabar dirimu, apakah kamu masih merasakan sakit karenaku? Aku bersalah, kepada diri sendiri, kepadamu. Jelas, aku belum cukup dewasa untuk hal-hal seperti ini. Belum cukup dewasa untuk mencintai orang yang sudah memberikan sepenuh hidupnya buat aku. Tapi tak mengapa, aku belajar banyak karenamu.

            Hingga akhirnya aku menemukanmu didampingi yang baru. Dia yang nyata, selalu ada di depan matamu. Dia yang bisa menemanimu setiap harimu. Dia kekasihmu yang baru. Awalnya, sakitku bertambah melihatmu. Iya, aku kecewa, sakit hati dan bahkan marah kepadamu. Bahkan aku marah ke diri aku sendiri. Siapa yang kuat melihat orang yang kau sayang kini didampingi yang baru?

            Tapi aku bersyukur kepada Tuhan. Tuhan sudah mengirimkan aku teman-teman yang cukup baik, yang akhirnya menyadarkanku. Iya, aku sadar dari mimpi buruk itu. Terbangun dengan cukup waras, hingga akhirnya aku tak peduli lagi denganmu. Iya, aku pernah tak peduli lagi denganmu. Hilang sudah rasa cemburuku padamu. Dan bahkan, aku berdoa buat kebahagiaanmu dengannya. Aku bahagia melakukan itu buatmu.

            Tapi ada hal baru yang aneh. Keadaan kita sekarang. Rahasia yang tak bisa diketahui siapapun. Apalagi dia yang kini denganmu. Aku punya sejuta pertanyaan buat hatimu.

 Jika fisikmu sudah disana dengannya, harus kau sertakan juga hatimu.

Jangan kau tinggalkan hatimu disini.

Kau tak pandai berbohong denganku.



Apakah sudah kau berikan hatimu padanya?

Atau hatimu masih tertinggal disini?

Kamu saja bingung menjawabnya kan?



Bahkan aku juga tak bisa menjawab kepadamu.

Ini  semua aturan tuhan.

Hanya waktu yang akan menjawab semuanya.



-MS-

*hanya sebuah ungkapan rasa, ukiran kata-kata dari seorang Icha yang cukup sederhana*