Aku
melangkah lesu meninggalkan rumah. Menahan air mata. Aku gamau ada satu orang
pun yang tahu, kalau aku sudah memutuskan hal itu. Iya, aku meminta kau pergi.
Pergi, setelah semua yang pernah kita lalui. Entah setan apa yang meracuni fikiranku
hingga aku tega-teganya berbuat begitu. Tapi sepertinya itu bukan bisikan
setan, karna itu bulan Ramadhan. Mungkin itu keputusan paling bodoh yang pernah
aku buat. Meminta kau pergi walau aku masih sangat sayang denganmu.
Sejak
hari itu, aku bukan lagi aku yang pernah kau kenal dulu. Kau tahu kan kalau aku
cengeng sekali? Iya, sejak hari itu aku ga pernah berhenti menangis. Menangisi
semua kesalahanku. Kesalahanku sama kamu. Entah untuk kali yang keberapa aku
menyakitimu, membuatmu kesal dan bahkan marah padaku. Dan hingga pada akhirnya,
kamu benar-benar pergi. Atas permintaanku.
Lama
sekali aku mengobati luka ini. Cukup lama, dan bahkan sehingga hari ini aku
masih mencoba menyembuhkan luka ini. Dan tahukah kamu jika aku masih sering
memikirkanmu? Iya, apa kabar dirimu, apakah kamu masih merasakan sakit
karenaku? Aku bersalah, kepada diri sendiri, kepadamu. Jelas, aku belum cukup
dewasa untuk hal-hal seperti ini. Belum cukup dewasa untuk mencintai orang yang
sudah memberikan sepenuh hidupnya buat aku. Tapi tak mengapa, aku belajar
banyak karenamu.
Hingga
akhirnya aku menemukanmu didampingi yang baru. Dia yang nyata, selalu ada di
depan matamu. Dia yang bisa menemanimu setiap harimu. Dia kekasihmu yang baru.
Awalnya, sakitku bertambah melihatmu. Iya, aku kecewa, sakit hati dan bahkan
marah kepadamu. Bahkan aku marah ke diri aku sendiri. Siapa yang kuat melihat
orang yang kau sayang kini didampingi yang baru?
Tapi
aku bersyukur kepada Tuhan. Tuhan sudah mengirimkan aku teman-teman yang cukup
baik, yang akhirnya menyadarkanku. Iya, aku sadar dari mimpi buruk itu.
Terbangun dengan cukup waras, hingga akhirnya aku tak peduli lagi denganmu.
Iya, aku pernah tak peduli lagi denganmu. Hilang sudah rasa cemburuku padamu.
Dan bahkan, aku berdoa buat kebahagiaanmu dengannya. Aku bahagia melakukan itu
buatmu.
Tapi
ada hal baru yang aneh. Keadaan kita sekarang. Rahasia yang tak bisa diketahui
siapapun. Apalagi dia yang kini denganmu. Aku punya sejuta pertanyaan buat
hatimu.
Jika fisikmu sudah disana dengannya, harus kau
sertakan juga hatimu.
Jangan kau tinggalkan hatimu
disini.
Kau tak pandai berbohong
denganku.
Apakah sudah kau berikan
hatimu padanya?
Atau hatimu masih tertinggal
disini?
Kamu saja bingung
menjawabnya kan?
Bahkan aku juga tak bisa menjawab
kepadamu.
Ini semua aturan tuhan.
Hanya waktu yang akan
menjawab semuanya.
-MS-
*hanya sebuah ungkapan rasa, ukiran kata-kata
dari seorang Icha yang cukup sederhana*
No comments:
Post a Comment