Assalamualaikum, hello blogworld!
Kembali bertemu
dengan tugasan berikutnya pada program Matrikulasi Ibu Profesional Batch 7.
Seminggu ini kondisi saya dan anak saya kurang fit dan kehilangan focus untuk
produktif. Sehingga NHW yang harus disetor ini saya buat menjelang deadline. Semoga
ini terakhir kalinya, semoga kedepannya saya bisa membuatnya lebih cepat, lebih
terorganisir dan lebih baik.
Tugas kali ini bertema
“Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah”. 3 minggu bergabung dengan Matrikulasi
IP, saya sangat merasakan manfaat baik di dalamnya. Kita diajak untuk melihat
kembali apa tujuan berkeluarga, menjalani proses dengan usaha terbaik serta
melibatkan suami dan anak dalam membentuk family goal masing-masing. Setiap insane
itu istimewa, begitu juga dengan keluarga. Dengan semua kelebihan dan
kekurangannya, kita bersama-sama membangun keluarga yang Sakinah, Mawaddah dan
Warahmah.
a) Jatuh
cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda
memiliki “ alasan kuat” bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.
Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.
Surat cinta nya
dibuat khusus untuk suami, jadi tidak dipublish ya ;) Responnya, “semoga kita
selalu sama-sama ya, Mama & Yaya selalu dukung Papa dan semoga kita segera
kumpul sama-sama lagi. Aamiin”
b) Lihatlah
anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
Alya Aruna
Nadira, lahir dari doa-doa yang kami panjatkan di setiap penghujung sujud. Penantian
selama satu tahun, membuat kami sangat bersyukur setelah dinyatakan hamil. Terim
akasih Ya Allah, Yaya lahir secara natural, sehat dan cukup sifatnya. Melalui
pengamatan saya, Yaya memiliki kepribadian terbalik dari orang tuanya, yang
manakami berdua adalah tipe introvert. Yaya anaknya extrovert, ekspresif,
berani dan tentu sekali aktif bergerak. Bahkan dia bisa ”jogging” keliling
cluster di usianya 2 tahun 5 bulan. Yaya yang pemberani, selalu mengajak berteman
dengan siapa saja yang seusia dengannya, namun kadang kecewa karna tak semua
mau berteman atau bermain dengannya dengan menunjukkan tampang sedih. Kesukaannya
terhadap buku juga terlihat jelas walau belum bisa membaca tapi setiap saat
pasti akan ada buku yang diambil dan mengajak saya membacakan untuknya.
c) Lihatlah
diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. Kemudian tengok kembali
anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah
keluarga seperi ini dengan bekal potensi yang anda miliki.
Saya tidak
pernah bercita-cita menjadi seorang Mama yang berkarir di rumah. Saat berkarir
di perusahaan jasa perminyakan, saya selalu berusaha memberikan yang terbaik
agar selalu menyelesaikan tanggungjawab yang diberikan dengan sempurna, zero
mistake tolerance. Alhamdulillah kehamilan yang saya rasakan sangat istimewa
dan sangat sehat. Saya masih tetap menjalankan tanggungjawab sebagai karyawan
dan beberapa tugas berat dibantu oleh suami (saat itu beliau di-PHK oleh
perusaan yang sama). Namun begitu, setelah suami mendapatkan rezeki di sebuah
perusahaan BUMN di Jawa Barat, saya mulai berfikir tentang masa depan keluarga
kecil kami. Mau seperti apakah kami kelak? Apakah anak saya harus dibesarkan
oleh pengasuh karna saya berkerja? Apakah anak saya akan jarang bertemu ayahnya
karna bekerja di luar pulau dan tidak ada jadwal regular untuk OFF dan pulang?
Sungguh hati
saya berbelah bagi. namun pastinya semua keputusan yang dibuat adalah yang
terbaik. Terkadang saya sempat merungut dengan kondisi saya yang hanya Ibu
Rumah Tangga, tapi di balik itu semua ada suami yang selalu mengingatkan bahwa
saya lah yang memutuskan dan tentunya ini yang terbaik untuk kami semua. Potensi
apa yang saya punya sebagai IRT? Sempat saya terfikir hanya dapur sumur kasur. Namun
tak secetek itu Ferguso!
Untuk mengobati
segala kegundahan dan kegalauan saya di rumah, saya mulai berkumpul dengan para
wanita hebat yang ingin mengedukasi masyarakat tentang peranan ibu dalam
keluarga. Saya tergabung di Balikpapan Menggendong sebagai Certified
Babywearing Consultant serta Forum ASI Balikpapan sebagai anggota Divisi
Komunikasi. Saya bertemu dengan banyak wanita hebat, saling menginspirasi dan
tentunya sama-sama berjuang menggali potensi dan kelebihan masing-masing. Saya
menyadari bahwa inilah takdir Tuhan apabila saya memutuskan untuk berkarir di
rumah, mengasuh anak (dan suami) agar saya selalu ada di dekat mereka, saya
juga bisa berbakti buat masyarakat banyak dan berteman dengan insan istimewa. Dulu,
saat masih bekerja saya tidak punya teman dan kegiatan di luar jadwal kerja. Syukur-syukur
ketemu jodoh di kantor. Alhamdulillah, sekarang lebih bahagia dan bersyukur
menjalani hidup :D
d) Lihat
lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan
anda? Adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan
disini?
Saya sudah
menempati rumah yang saya tinggali sekarang hamper 4 tahun dan selama itu juga
tetangga silih berganti ada yang datang dan pergi. Untuk kami yang tinggal di perumahan
cluster kecil, memang harusnya lebih solid dan kompak ya dibanding yang tinggal
di perumahan besar. Hanya saja disini
untuk perihal sosialisasi antar tetangga masih kurang karna faktor kesibukan
masing-masing. Jadi lebih ke urusan lo, urusan gue. Saya pernah berencana untuk
membuka taman baca untuk anak-anak kompleks kami, hanya saja memang belum
terealisasi karna sayapun belum bisa menyesuaikan jadwal anak-anak jaman now
yang super sibuk. Seharian sekolah, mengaji, les dan segudang aktivitas jadi
saya belu ketemu kesempatannya. Semoga suatu hari nanti akan terealisasi.
Aamiin.
Belajar di
program Matrikulasi IP itu membuka wawasan saya tentang banyak hal. Jika selama
ini selalu “saya, saya, saya” namun sekarang lebih baik apabila saya mulai
berfikir tentang suami, anak, teman, lingkungan dan masyarakat lainnya. Menjalani
hidup sendirian mah ga enak ya :)
-MS-
No comments:
Post a Comment