Assalamualaikum, hello blogworld! :)
Image From here |
Wanita
itu tak lepas dari pakaian, kosmetik serta aksesoris serta serba serbi yang
diperlukan untuk menunjang penampilan. Baik untuk keperluan sehari-hari,
pekerjaan, bersenang-senang sampailah ke status sosial wanita itu sendiri. Menggunakan
barang-barang yang bermerk, terutama buatan luar negeri, sememangnya impian
semua wanita, termasuk saya. :D Tapi, kenyataannya, ga semua orang mampu
memilikinya. Terus, kalo diluar kemampuan gimana? Beli yang KW atau produk
lokal aja nih? Terserah kamu donk yah ;)
Memiliki
barangan bermerek memang sudah diidamkan sejak lama. Sejak mulai mengenal apa
itu Louis Vuiton, Chanel, Burberry dan yang sewaktu dengannya. Itu semua high
end designer goods yang harganya minimal belasan jeti. Ada lagi yang bak kata
orang Malaysia “barangan mampu milik” seperti Kate Spade, Michael Kors, Fossil,
Guess yang rata-rata harganya cukup lumayan buat bayar cicilan KPR. Hehe.
Intinya tetap aja mahal, buat saya yang biasa-biasa saja ini. Kalau di
Instagram tuh, Cuma mampu follow aja para personal shopper merek-merek ini
sambil intipin celengan 20 ribu. Wkwkwkwkwk. Intinya yah, yang make merek-merek
tersebut ya biasanya para sosialita yang penghasilannya ataupun suaminya yang
udah fantastis banget. Atau ga ya yang nabung berbulan-bulan ngirit makan demi
memiliki sebiji tas bertuliskan MK. Misalnya aja looooh. No offense :p
Buat
saya pribadi, ada rupa ada harga. Sesuatu yang dijual mahal pastilah sesuai
dengan kualitasnya. Apalagi kebanyakan barang-barang high end itu hand made,
alias buatan tangan. Kemaren pernah liat pembuatan sepatu Louis Vuitton, emang
keren bangetlah 100% handmade! Jauh lah beda kualitas produk buatan tangan
dengan buatan mesin ya. Kayak mau beli songket yang bagus, pasti pilih buatan
tangan bukan mesin. Karna kalo kata orang tua, buatan tangan lebih halus dari
mesin walaupun harganya mahal ya worth it. Mungkin itulah yang dirasakan para
pemilik barangan branded buatan luarg negeri itu tadi. Kepuasan yang hanya
dimenngerti mereka. So, kepada para suami yang istrinya kepengen punya tas MK
walau sebiji aja, kerjalah lebih kuat, agar istrimu bahagia. *eh kode. Bahahaha
:p
Mupeng yang ini :3. Image From Here |
Next,
barangan bermerek tapi KW. Ini mah di pasar menjamur banget ya. Ada yang murah
banget Cuma puluhan ribu dan kadang ada yang mahal banget sampe ratusan ribu.
Mungkin yang ratusan ribu itu udah kualitas mirror premium super mirip ama yang
asli kali yah. Tapi, seberapa mahal atau murahpun barang yang kita beli itu,
tetap saja barangan KW alias palsu. Menurut saya pribadi sama aja dengan beli
barang curian dalam arti curian hak cipta. Michael Kors capek-capek design tas
bagus banget, eh malah ada yang niru modelnya, dibikin di pabrik skala besar
abis itu dijual murah. Ya walaupun MK sudah punya pembeli tersendiri, tapi
tetap aja orang-orang yang berjualan barangan KW ini semacam mengambil
keuntungan atas jerih payah orang lain.
Well,
saya bilang gini bukan berarti saya ga pernah beli barang KW ya. Dulu waktu
masih kuliah ya maunya beli hand bag, liat yang murah ya di pasar, yang
polos-polos aja eh taunya ada mereknya “Celine” yang aslinya muahal banget loh.
Sebenarnya malu sih pake barang KW. Hehe :D Apalagi kalau kita bersosial dalam
lingkungan masyarakat menengah yang mostly taulah apa merek yang bagus, dan
mana barang asli atau original. Malu donk ya kalo ketauan pake barang KW.
Ditambah pula jalan di mall nenteng-nenteng tas KW, diplototin para sosialita,
bisa bikin nangis darah donk. Ini beneran jujur dari hati, saya malu kalau
pakai barang KW. :”)
Karena
opsi pertama yaitu barangan branded itu mahal dan opsi kedua saya malu pake
barangan KW, maka pilihan ketiga adalah pilihan yang tepat. Barangan bermerek
lokal, hasil tangan anak bangsa, bisa jadi pilihan yang paling baik antara
semuanya. Mencintai Indonesia itu bisa bermacam cara, salah satunya adalah
dengan membeli produk lokal. Contohnya produk kulit buatan Yogyakarta, yang
kualitasnya tak perlu diragukan. Saya memiliki sebuah dompet yang dibeli di
Malioboro pada tahun 2011 dan dompet tersebut sudah menemani saya sampai
pertengah tahun ini. Bukan karna udah jelek, Cuma ada bagian yang lepas sedikit
dan kebetulan Mama memberikan dompet bermerek Fossil ketika ke KL kemaren. Hehe
:D
Straw The Label - Indonesian Brand Leather Goods. Image From Here |
Pada
akhirnya, semuanya balik lagi ke setiap individu. Mau pake barangan bermerek
internasional, KW atapun merek lokal, semuanya pilihan. Saya pribadi Lebih
memilih merek lokal dan beberapa merek internasional yang harganya ga bikin
kantong jebol seperti Zara, Mango, H&M, Forever 21 yang kebanyakan
barangnya adalah buatan China dan ditempelin merek-merek tersebut. Hihi :D Dan sekarang pelan-pelan mencoba beli lebih banyak brand lokal seperti sepatu bermerek Selittoes, Vimemo, pakaian merek Zysku Xena dan Kimi Indonesia. Kalo kalian, gimana?
-MS-
No comments:
Post a Comment