Assalamualaikum, good people! :)
Image from here |
Alhamdulillah,
akhirnya kita semua diberikan kesempatan untuk kembali dipertemukan dengan
“Bulan 1000 Bulan”, yaitu bulan Ramadhan. Bulan dimana pahala berkali-kali
lipat dan keberkahan melimpah ruah untuk hamba-Nya yang mengambil kesempatan
istimewa ini dan ikhlas bertaqwa kepada-Nya. Semoga saya bisa termasuk salah
satu dari jutaan manusia yang berlomba-lomba mendapatkan kemenangan di bulan
suci Ramadhan ini. AAMIIN.
Ramadhan
2015 ini diawali dengan berpuasa sendiri. Tanpa suami, tanpa orang tua dan
mertua. Kenapa begitu? Suami tercinta harus berangkat ke Muara Badak sehari
sebelum Ramadhan dan orang tua kandung serta mertua jelas berada nun jauh
disana. Jauh di sudut hati ingin sekali merasakan nikmatnya bersahur, berbuka
dan beribadah bersama keluarga. Namun, apakan daya, jarak dan waktu seakan
mencemburui kebersamaan kami. Walaubagaimanapun, di saat pertengahan Ramadhan
nanti, suami tercinta akan pulang dan kami berkesempatan beribadah di bulan
Ramadhan bersama-sama. Dan pada akhir Ramadhan nanti, saya akan pulang ke Kuala
Lumpur untuk menyambut Syawal bersama keluarga tercinta. Sayang sekali, suami
tidak akan ikut serta karna tugas di Muara Badak setia menanti kedatangannya.
Sedih, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Semoga diganti dengan momen dan
rezei yang lebih baik lagi. AAMIIN.
Harapan
Ramadhan tahun ini? Sederhana. Ingin sekali beribadah dengan maksimal,
memperebutkan pahala dan nikmat yang melimpah itu. Saya sadar, jadwal pekerjaan
seringkali menjadi alasan saya tak sempat tarawih berjemaah di mesjid. Tarawih
yang dilaksanakan sebulan dalam setahun itupun, masih sering bolong-bolong saya
jalani sejak menjadi golongan pekerja dengan jadwal kerja tak menentu ini. InsyaAllah
saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa melaksanakan ibadah terawih
selagi kondisi tubuh mengizinkan, alias belum kedatangan tamu bulanan. Kedua,
saya ingin merasakan kembali khatam al-Quran di bulan Ramadhan. Rasanya sudah
lama sekali, mungkin sejak SMA tak lagi tadarusan. Sedih sekali. Entah kenapa
rasanya jauh sekali dengan Kitab Suci ketika sudah dewasa. Astagfirullahalazim,
sungguh disayangkan. Kitab Suci kebanggaan umat itu rasanya lama sekali berada
di lemari dan membukanya pun bisa dihitung dengan jari. Keterlaluan.
Semoga
Ramadahn tahun ini bisa membawa keberkahan dan kebahagiaan tak terhingga untuk
umat Islam seluruh dunia. InsyaAllah. :)
-MS-
No comments:
Post a Comment