Image from here |
Assalamualaikum, hello my blogworld! Rasanya cukup lama
sekali saya membiarkan blog ini sepi dengan tulisan (curhatan) baru. Hehe
maafkanlah diri yang sok sibuk ini :”)
Alhamdulillah,
akhirnya masih diberi kesempatan bernafas di tahun yang baru, tahun 2016. 2015,
nothing special happens. Semacam lost goal-post marriage syndrome.
Bawaannya pengen di rumah aja, leyeh-leyeh bahkan mikir untuk ga kerja lagi. As in, berbakti buat suami dan (calon)
anak-anak, seperti tipe ibu/istri ideal yang sering dieperdebatkan di social
media. But yeah, I did some self-reflection
and I think, 2016 will be a new year with major changes. Maybe I will share
later about that. ;)
Back to the main topic, trying to conceive.
Biasanya suka dibikin hashtag #TTC di kalangan para wanita yang sedang berjuang
hamil dan sharing di sosmed mereka. So, saya dan Bapak Negara sudah menikah
genap 1 tahun pada 13 Desember 2015 yang lalu. Dan selama perjalanan setahun
itu juga kami ditonjok dengan pertanyaan, “KAPAN HAMIL?”. Awalnya gemes, sebel.
Tapi lama-lama jadi terbiasa dan enjoy ajah. Toh hidup kita, bukan hidupnya
mereka. Mereka tau apa tentang kita? Sesuai perencanaan awal dan pastinya
takdir Tuhan, kita berdua setuju setahun pertama berdua dulu. Jadilah setelah
anniversary kita mulai mikir untuk punya momongan. Tepatnya sekitar awal
Januari 2016.